Kulangkahkan kakiku penuh semangat menuju kelas baruku. Ku pandang ke seluruh sudut kelas baruku itu. Berharap akan ada hari yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya yang menurut ku hanya hari yang tak mengesankan dan tak memiliki makna bagiku. Di kelas ini lagi lagi aku sekelas dengan sahabatku namanya Tari dan aku juga sekelas dengan teman curhatku yang bernama Adam.
Ku lalui hari-hari ku di kelas ini bersama sahabatku seperti dulu yang selalu banyak kisah di antara kami, walaupun mungkin banyak kisah yang kurang mengesankan. Namun aku selalu bersemangat karena dukungan sahabat-sahabatku. Tak banyak kisah mengesankan disini, tapi setidaknya aku lebih bahagia karena memiliki sahabat yang baik seperti mereka.
Tak terasa sudah dua bulan berlalu ku jalani hari-hari ku di kelas ini. Ku rasakan sesuatu yang aneh, ku tak mengerti dengan apa yang ku rasakan. Waktu terus berjalan dan akhirnya aku mengetahui hal itu. Bahwa aku merasakan getaran hati kepada sang ketua kelas, namanya Rendi .
Hari berganti hari perasaan ini semakin tak bisa terbendung oleh ku . Ku beranikan mengatakan rasa ini, tapi ku hanya berani mengatakannya melalui pesan singkat.
Send to :: Rendi >ketua Kelas<
"Boleh jujur?? Aku suka sama kamu. Aku hanya ingin mengutarakan perasaanku. Aku gak butuh jawabanmu. Aku juga tak mengharapkanmu jadi pacarku."
1 menit , 2 menit , 3 menit , 5 menit bahkan ku menunggu hingga setengah jam tapi sia-sia tetap tak ada balasan darinya.
Hingga akhirnya aku takut kalau-kalau ia marah dan bahkan membenciku.
Ketakutan. Itu yang aku rasakan, masih dengan rasa ketakutan yang ada di benakku, aku mencoba mengirimkan pesan singkat sekali lagi kepadanya. Benar-benar hanya rasa takut yang ku rasakan.
Send to :: Rendi >ketua Kelas<
"Kamu marah ya dengan pernyataanku yang mendadak?"
Setelah pesan singkat itu hilang dari out box handphoneku, aku kembali menunggu, menunggu balasan darinya. Pasti kalian semua tau "menunggu" itu adalah pekerjaan yang sangat membosankan, walau sesabar mungkin orang itu menunggu pasti ada rasa kesal dalam dirinya walaupun tak banyak. Begitu juga dengan apa yang aku rasakan, sedikit kesal dan takut.
drett .. drett ..
handphoneku bergetar, tanpa basa basi sekilat mungkin ku buka pesan singkat yang telah berada di inboxku.
New message :: Rendi >ketua Kelas<
"Owh .. xry baru bales .. Tdi aku mandi .."
Aku tertegun, dy sedang mandi disaat aku mengirimkan pesan itu n aku ketakutan menunggu balasan darinya, bisa kalian bayangkan hanya 3 huruf respon darinya "owh" . Gila !! ku tak menyangka bisa seperti ini respon yang dia berikan :( . Segera ku ceritakan masalah ini ke Tari n respon yang dia berikan tak jauh berbeda dengan Rendi, hanya 3 huruf 'OWH'. Benarbenar tak menyangka dengan sikap Tari, ia tak merespon sedikit pun apa lagi memberikan sebuah solusi, kesal berkecamuk dalam diriku, akhirnya ku abaikan pesan singkat dari Tari.
Sejenak ku termenung dalam keheningan, tibatiba terbesit dalam pikiranku sosok teman curhatku, aku tau dia pasti bisa memberikan solusi untukku.
Seperti yang ku kirim ke Tari, forward n send to Adam, n kalian tau apa respon dari Adam ?? 'KASIAN KAMU' cuma 2 kata itu yang Adam kirimkan untukku ? Hancur !! Gak ada yang bisa membantu ku !!
Semua tak peduli dengan ku ! :'(
**
Kini baru ku sadari cintaku bertepuk sebelah tangan.
hiks . hiks .
Di sekolah ku kembali menceritakan masalah tadi malam kepada Tari, n yang aku dapatkan hanya anggukan kepala jawabannya ..
"aku butuh solusi, bukan anggukan kepala." teriak ku dalam hati. kesal dengan perlakuan Tari ku pergi meninggalkanya. Pada suatu malam ku menangis di depan jendela kamar ku yang berhadapan langsung dengan sang langit yang sangat indah tetapi indahnya sang langit tak seperti hatiku yang hancur, sakit. Di malam itu aku hanya bisa menangis diiringi oleh lantunan lagu C.I.N.T.A from D'Bagindas.
Aku tau aku mengalaminya, tetapi mengapa harus seperti ini jalannya !!
Ku sesali memiliki getaran hati kepada sosok yang sama sekali tak memberi ku sedikit kesempatan, andai ku bisa memutar sang waktu, aku sama sekali tak ingin mempunyai perasaan yang seperti ini kepadanya. Tapi penyesalan selalu datang terlambat :'(
**
Waktu berlalu begitu cepat bagiku. Dan sekarang telah memasuki semester genap. Sebentar lagi penentuan kenaikan kelas. Di pertengahan semester genap ini kondisi kesahatanku drop. Aku terpaksa dirawat di rumah sakit. Saat itu kondisiku benarbenar drop, banyak hal yang tak bisa kulakukan disaat ku mengalami keadaan ini. Kalian bisa bayangkan ? Aku di opname selama dua minggu di rumah sakit tetapi, dokter mengatakan aku tak mengidap penyakit apapun. Hanya saja aku selalu kedinginan n keringat dingin. Terkadang suhu tubuhku tinggi.
Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian menjadi seperti ku ?
Di opname selama dua minggu, tak ada satu orang pun yang menjengukku termasuk orang yang selama ini ku panggil dengan sebutan 'sahabat'. Tapi aku masih beruntung karena masih ada sosok yang selalu memberikan kabar tentang apa saja yang terjadi di kelas selama ku berada di rumah sakit, namanya Siska.
Dia bilang ada gosip, kalau Rendi pacaran sama Tari. Sakit hati gak sih mendengar berita itu ?? Sahabatku !! arrrggghh.
Tubuhku menggigil kedinginan n hatiku menggigil mnahan amarah.
**
Hingga akhirnya disaat ku telah kembali ke sekolah, Tari berkata jujur padaku. Rendi pernah menembaknya di klas 10. Aku marah, tetapi kenapa aku hanya bisa marah di dalam hatiku !! Aku tak bisa membuka kemarahan itu ! Mengapa ? Mengapa dia memberikan aku kesempatan untuk mendekati Rendi tapi ternyata dia mengambil semua kesempatan n harapanku !!
Saat ini hatiku pedih, sakit, kecewa . Tapi aku masih tak percaya dengan pengakuan Tari yang mengatakan Rendi pernah menyatakan perasaannya kepada Tari .
Rasanya butiran" kecil ingin sekali mengalir melewati pipiku , tapi ku tau , aku harus bisa tegar tapi rasa kecewa ini tak dapat ku bendung . Ku ingin marah tapi tak ada sesuatu yang dapat menjadi tempat pelampiasan sakit hatiku . Rasanya aku ingin menapaki kakiku di laut n aku ingin berteriak sekencang"nya . Tapi itu hanya harapan kosong T.T
**
Setelah kejadian itu , ku jalani hari" ku seperti biasa , ku tetap menganggap Tari sebagai sahabatku , ku menganggap kejadian yang lalu tak pernah ada di dalam hidupku .
Hari terus berjalan , waktu terus berganti tak terasa sekarang telah memasuki bulan April dua ribu sebelas .
Disaat istirahat hanya aku dan Tari yang masih tertinggal di dalam kelas , entah mengapa rasanya aku malas untuk menapaki kakiku di kantin . Ku bergegas duduk di samping Tari yang sedang duduk di depan mejaku .
Aku : Tari ?? Kok murung ??
Tari : gue mau putus .
Aku : putus ?? Putus ama siapa ??
Tari : Rendi .
'Jad .. Jadi gosip itu benar ??' kata hatiku tak percaya .
Aku : lu pacaran ama dy ?? Sejak januari lalu ??
Tari : januari ?? Awal desember .
DUARR !! Sekali lagi petir menggelegar di benakku . Ingin sekali kuberteriak 'APA MAKSUD KALIAN ??!!'
Aku : tapi lu tau perasaanku kan Ret ?? Kok lu .. Kok lu masih mau khianatin gue ?? Lu itu sebenarnya siapa ?? Teman ?? Tapi lu selalu bilang kita ini bersahabat !! Sahabat ? Lu tau kan gak ada sahabat yang nusuk dari belakang !!
Aku meninggalkan Tari yang masih duduk terpaku di kursinya .. Menatapku sedih .. Aku gak butuh kesedihan itu !!
'Tuhan , apa lagi yang Kau berikan kepadaku ?? Pantaskah orang seperti dia ku sebut dengan panggilan "sahabat" ? Ku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang ??' Batinku seraya menatap langit dari taman belakang sekolah .
Benarbenar hati ini pedih seperti tersayatsayat oleh pisau yang sangat tajam :'( .
Semenjak hari di mana ku mengetahui bahwa Tari n Rendi benar" mempunyai hubungan khusus , ku tak lagi dekat dengannya . Selama lima hari ku menjauh darinya , selalu menghindar disaat ku bertatap muka dengannya , tak lagi dekat dengannya seperti biasa . Hingga di kelas pun ku tak lagi duduk di belakangnya . Hati ku masih hancur , luka itu masih benar" terasa . Lebih dari lima hari Tari terus membujukku . Mulai dari sms ,, telpon ,, bahkan sampai di situs jejaringan sosial 'facebook' . Tetap ku abaikan semua yang dia lakukan , ku tak memberikan respon sedikit pun . Rasanya aku ingin meremove akun miliknya dari perteman fbku !! Tapi ku tak bisa melakukannya , aku bingung dengan apa yang aku alami sekarang . Aku dilema , sebenarnya aku menganggap dia masih seperti sahabat atau musuh ?? Tapi entahlah , aku benar" bingung n aku tak bisa menjawab pertanyaanku sendiri .
Benar" tak bisa terkendalikan , bukan hanya hubungan persahabatan saja yang rusak , hubungan dalam kegiatan sekolah juga mulai sirna . Dia yang menjabat sebagai leader OSIS , sudah tak lagi meminta bantuan kepada ku untuk menjadi koordinator . Aku juga tak berharap dia meminta bantuan kepada ku !! Aku tak ingin melihat OSIS angkatan kali ini jadi lebih baik !! 'Urus saja sendiri' teriakku dalam hati .
**
Sungguh di luar dugaanku . Acara memperingati hari Kartini gagal total .
Hadiah untuk perlombaan" yang diadakan tak tersedia .
Persiapan benar" hancur n tak terlaksana dengan baik . Melihat hal itu , tentu saja pak Herwan sebagai kepsek marah besar kepada panitia yaitu para perangkat OSIS . Aku tidak menyalahkan siapa pun . Aku hanya tertawa di dalam hati melihat kekacauan itu . Aku sadar bahwa aku telah bersikap jahat , tertawa di atas penderitaan sang leader .Tetapi dia tak kalah jahatnya padaku . Dan menurutku apa yang aku lakukan sekarang fine" saja . 'Ngapain kamu senyamsenyum di situ ?' Tegur pak Herwan yang menyadarkanku akan hal yang telah ku lakukan .
'Hehehe .. Saya gak ngapa-ngapain pak , saya permisi ke kelas dulu pak . Selamat siang pak .' Ucapku dan melangkah pergi dari ruangan pak kepsek .
Setelah semua perangkat OSIS keluar dari ruangan pak Herwan , semuanya berhamburan pergi entah ke mana . Ku langkahkan kakiku menuju kelas tetapi langkahku terhenti sejenak di depan pintu ketika mendapati sosok seorang leader OSIS yang tengah duduk sambil memukul" kecil mejanya dengan kepalan tangannya . Aku tau ini pertama kalinya ia mendapatkan masalah seperti ini . Sadar akan diriku yang sejenak terdiam di depan pintu , ku langkahkan kaki menuju tempat dudukku yang baru . Ku lirik dia . Terlihat ia sedang menahan tangis . Entah mengapa ada perasaan yang mendorongku untuk menghiburnya . Tetapi itu semua ku abaikan , perasaan itu telah tertutupi oleh kebencianku . Secepat mungkin ku palingkan wajahku darinya .
**
Pagi ini ku langkahkan kakiku dengan raut wajah yang muram . Berusaha untuk tidak melihat n bertatap muka dengannya . Aku benci dengan wajahnya , sifatnya n dirinya !!
Tanpa ku sadari dua minggu lagi sudah UKK . Tekadku yang sudah bulat untuk belajar , sekejap mungkin sirna tak berbekas sedikit pun di dalam diriku karena melihat dia menjawab 16 soal dari 20 soal kuis yang ada .
'Aku gak bakal menang darinya' Batinku .
Jujur , aku tak ingin kalah darinya . Tapi dia sudah menghancurkan hatiku hingga yang tersisa hanya keping terakhir .
Rapuh , mungkin kata itu yang paling cocok untuk mewakili hatiku saat ini . Cukup satu sentuhan kebohongan untuk membuatku kehilangan semua rasa sayang n cinta yang ku miliki .
Hari-hari ku lalui sendiri , tanpa ada seorang pun yang menjadi tempat curahan hatiku . Aku yang tak tahan dengan semua ini dan tak bisa terus-menerus memendam perasaan yang ada , ku lalui hari-hariku untuk mencari teman yang dapat menjadi tempat curahan hatiku yang baru selain Adam .
Dan ku lakukan itu semua lewat situs jejaringan sosial 'facebook' . Ceritanya teman di dunia maya tapi itu bukan sebuah permasalahan yang besar untukku . Seiring dengan berjalannya waktu , ku temukan satu per satu orang yang bisa mengerti akan diriku .
Kalian tau rasanya bagaimana dihibur dengan orang terdekat di sekeliling kalian ?? Pasti tau , tapi semua itu tak pernah ku temukan dalam hidupku .
Satu kata itu yang tak pernah ku rasakan ketika bersama Tari .
Di tengah persoalan yang terus-menerus menghujamku .
Ketiga teman baruku membantuku , mulai dari kata-kata motivasi , hingga selalu menyemangatiku walaupun hanya melalui pesan singkat .
Aku menyesal !! Menyesal karena selalu membantunya . Menyesal karena selalu berada di sisinya , meskipun aku tau masih banyak orang yang bisa ku perhatikan selain dirinya . Aku salah .
Meninggalkan apa yang harus menjadi milikku .
Tak mempertahankan apa yang menjadi hakku yaitu MARAH .
Kesabaran itu ada batasnya .
Sama halnya dengan kesabaran yang ada dalam diriku .
Setelah hubunganku dengan Tari , Rendi n Adam benar-benar merenggang ..
Aku sangat merasa kesepian ..
Aturan sekolah mulai ku langgar , agar tetap memiliki teman smsan selama berada di sekolah ..
Bukan hanya masalah hubungan pertemanan n persahabatan saja yang hancur tetapi masalah pendidikanku pun step by step mulai drop ..
Orang tuaku pun terus-menerus menegurku , agar aku kembali seperti dulu . Aku yang dulu selalu giat belajar n prestasiku di kelas unggulan bisa dikatakan cukup gemilang .
Tapi aku yang sekarang sangat berbeda dengan aku yang dulu .
Papa : 'Kenapa jam segini kamu belum belajar n masih menonton tv ? Apa kamu gak sadar , kalau sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian kenaikan kelas !' Ucap papa padaku dengan nada tinggi .
Apa peduliku ?? 'Palingan nilaiku lebih rendah darinya,' pikirku ..
Aku hanya terdiam menatap papa , tak ingin berlama-lama mendengar ucapan papa , aku berlari ke kamarku dan membanting pintu dengan sekuat tenaga ..
***
Benar-benar tak dapat dipungkiri .. Nilai ujianku benar-benar pas-pasan !! Bahkan ada yang merah .. Peraturan di kelas unggulan pun membuatku semakin tertekan ..
Dan apa yang aku rasakan sebagai wakil ketua kelas benar-benar membuat hatiku remuk .
Kalian tau setiap hari aku harus berhadapan dengan siapa ??
Setiap hari , ku harus berhadapan dengan sang leader yang menurutku hanya seenaknya sendiri .
Ku harus mengkoordinir kelas tanpa bantuan sang leader di kelasku .
Karena apa ? Karena di setiap aku mengkoordinir kelas , dari mulai merapikan meja guru disaat berantakkan , mengawasi teman-teman yang piket n lainnya . Aku harus menyaksikan Rendi yang menjabat sebagai leader di kelas itu semakin sering mojok dengan Tari di dalam kelas .
Tidak seperti dulu , sekarang mereka telah mempublish hubungan mereka .
Hatiku HANCUR ..
Hatiku SAKIT ..
Ku akui , aku CEMBURU melihat mereka ..
Tetapi , di setiap aku mengajak Rendi untuk mengerjakan tugasnya AKU MALAH DICUEKIN !!
Hiks ... Mana pakek pegangan tangan lagi mojoknya !! 'Ciuman aja sana sekalian' gumamku kesal ..
Semenjak semua kejadian itu hadir di dalam hidupku , aku menjadi lebih sering bolos sekolah .
Kabur ke tempat rahasiaku .
Danau kecil yang dimana sekelilingnya ditutupi oleh pohon akasia .
Ku sering melihat seorang anak kecil ke tempat ini agar bisa menjaring ikan dari tepi danau .
Aku tertawa kecil melihatnya .
Karena dulu ia hanya menggunakan pancing kecil yang terbuat dari ujung bambu yang diikat dengan tali senar .
Perlahan-lahan aku terbuai dengan angin yang berhembus pelan .
Membuat rambut yang ku gerai bergoyang-goyang .
Sepulang dari danau tersebut ,, aku langsung dimarahi habis-habisan oleh mama karena bolos sekolah .
Mama : 'Kalau kamu begini terus , tahun ajaran baru mama akan memindahkan kamu ke Malaysia !! Kamu asrama saja di sana !! Biar tau rasa !!
Dasar anak bandel , susah diatur ! Tidak pernah mendengarkan kata-kata mama dan papa .' Ujar mamaku penuh emosi .
Aku : 'Seberapa besar salahku sampai mama bisa mempunyai pikiran untuk mengungsikan aku ke negeri orang ??'
Mama : 'Mama mempunyai pikiran seperti ini karena mama ingin kamu berubah dan kamu bisa pikir sendiri seberapa besar kesalahan yang telah kamu lakukan selama ini . Mama memindahkan mu agar kamu tau sopan santun !! Makin hari semakin bandel !! Cobalah hidup bertanggung jawab , cobalah mengerti akan hati mama dan papa , jangan bisanya hanya egois , tak memikirkan semua yang ada di sekitarmu . Jika kamu tak bersikap seperti ini , mama juga tidak akan mempunyai niat untuk memindahkan kamu dan ..
Tak ingin berlama-lama mendengar perkataan-perkataan mama , aku pergi meninggalkan mama , berlari menuju kamarku , ku banting pintu kamarku sekuat tenanga dan menguncinya .
Segera ku rebahkan tubuhku di ranjang empukku .
'Amei , mama belum selesai bicara .' Teriak mamaku yang terdengar jelas hingga ke kamarku .
'Pindah ke Malay ?? Emm .. Sepertinya itu rencana yang bagus , dengan begitu aku tak akan bertemu dengan Tari , Rendi dan semua orang yang telah menghancurkan kebahagiaanku selama ini . It's okay .' Gumamku .
Hari itu bertepatan dengan hari Minggu, itu tandanya aku tak akan mendengar mama menyuruhku berangkat ke 'sekolah' yang akan ku jalani sekitar tujuh jam di luar rumah. Entah apa yang membuat ku bersemangat untuk menyiram tanaman yang ada di halaman rumahku. Tiba" sebuah senyuman terpancar dari parasku, rasanya hatiku damai, tentram melihat bunga" yang bermekaran indah di halaman rumahku. Maklum mamaku seorang pencinta bunga. Tetapi senyuman itu hanya terasa sebentar saja terpancar dari parasku. Senyuman itu hilang ketika aku melihat dua orang anak kecil bermain dengan riang n akrabnya di depan rumahku, tiba" terbesit sosok Tari di dalam pikiranku. Jujur aku merindukan keadaan sebelum semua ini terjadi, aku merindukan tertawa, bercanda dan berbagai hal yang selalu ku lakukan bersamanya. Aku hanya mendesah pelan n terus berjalan menuju kamar. Setelah ku pikir", tak ada salahnya jika aku meninggalkan semua ini n membuka lembaran baru dalam hidupku. Tapi aku tak bisa meninggalkan ketiga teman baruku. Jika aku pindah, aku tau untuk mengirim sebuah pesan singkat ke luar negeri biayanya tak seperti biasanya n selama ini aku bisa membuang" bonus untuk hal" yang sebenarnya tak terlalu penting. Dan sebenarnya aku juga tak ingin meninggalkan Tari. Walau bagaimanapun dia pernah mengisi ruang hatiku sebagai 'sahabat'. Seharian penuh ku isi hanya dengan melamun di dalam kamar. Aku tak ingin menceritakan rencana kepindahan ini kepada Tari. Aku mengetahui bahwa orang tuaku tak pernah main" dengan ucapannya. Tetapi aku takut dia sedih dengan kepergianku. Ahh, kenapa aku bisa berpikiran dia akan sedih dengan kepergianku?? Apakah dia masih menganggapku sebagai sahabatnya??
Entahlah, aku dilema.
Ku kirimkan curhatku ini lewat sms kepada tiga teman baruku. Ku dapati tiga kalimat penyemangat yang baru hari itu.
'Apkah jika kamu tkut dy sdih, dy jga akn sdih bila kmu tkut ??'
'Kta punya Hak! Jgn cma mau dimainin! Kmu udh disakiti tp msih aja mengkhawatirkannya.'
'Jgn egois. Mrka bkn mlikmu. Tp stidaknya kau menganggap mrka.'
Hari ini adalah hari terakhir class metting dan besok hasil rapot akan dibagikan ..
Entah mengapa hatiku tak gelisah seperti biasanya , sehari sebelum pengambilan rapot ..
Rasanya aku sama sekali tak memikirkan apa yang akan terjadi pada esok hari ..
Saat ini suasana kelas tidak terlalu ramai seperti hari-hari sebelumnya ..
Ku lirik Tari yang sedang sibuk sendiri dengan kertas dan pena yang sedang ia gunakan ..
‘Ini saatnya..’ Batinku ..
Akhirnya , ku beranikan diri untuk mengatakan tentang rencana orang tuaku yang memindahkanku ke Malaysia ..
Aku : ‘Gue akan pindah ke Malaysia ..’ Kataku datar yang telah duduk di sampingnya ..
Tari : ‘Owh, lo bakalan pulang gak ?’ Tanyanya seraya menatapku ..
Aku : ‘Lo maunya gimana ??’
Tari : ‘Mana gue tau ! Itukan bukan urusan gue !!’ Bentaknya sambil memalingkan wajahnya dariku ..
Aku : ‘Kenapa lo jadi sewot gini sama gue ?’
Tari terdiam tak menjawab pertanyaanku ..
Aku : ‘Seharusnya kan yang marah itu gue bukan lo !’
Sekali lagi Tari masih saja tetap diam membisu tanpa mengeluarkan sepatah kata ..
Aku : ‘Lo bisu ya ?? Gue ke sini secara damai ,, bukan mau nyari ribut .. Gue nyamperin lu ,
gue ngomong baik-baik tentang rencana gue yang akan pindah ke Malay tapi lu malah bentak-bentak gue .. Emang salah gue apa ??’
Tari : ‘Isi nih !!’
Tari menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan ‘SIAPA AKU BAGIMU ??’
Aku tak mengambil kertas itu dari Tari ..
Aku : ‘Gue rasa, gue gak perlu ngisi kertas itu !! Karena ..
Tari : ‘Karena apa ??’ Potong Tari dengan nada yang sedikit kesal ..
Aku : ‘Karena lo pernah mengisi ruang hati gue ,, hingga gue gak bisa melihat yang lain .. Tetapi lo juga yang telah memberikan sebuah penghapus yang membuat gue telah menghapus sosok seorang ‘Tari’ dari hati gue ,, dan telah membuat gue MENYESAL.’
Entah apa yang membuatku bisa berbicara seperti itu kepada Tari , tiba-tiba aku berlari ke tempat dudukku , mengambil tas rancelku dan pergi meninggalkan Tari yang masih diam terpaku di tempat duduknya ..
**
Semenjak kejadian itu , aku dan dirinya benar-benar tak bertemu lagi .. Semenjak kejadian itu , aku sering menangis di dalam kamar .. Aku tak ingin hatiku terluka untuk yang kedua kalinya .. Tak terasa liburan telah berjalan sekitar satu minggu .. Dan itu menandakan hari keberangkatanku sudah dekat ..
Kakakku : ‘Mei , kamu benar-benar yakin mau pindah ke Malay ??’ Tanyanya yang tiba-tiba telah berada di depan pintu kamarku ..
Aku hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaannya ..
Kakakku : ‘Aku tau , kamu pasti terpaksa melakukan semua ini ..’
Aku : ‘Udahlah kak , gak usah dibahas lagi . Kakak tau sendirikan , mama dan papa gak pernah main-main dengan ucapan mereka .. Lagi pula , keputusanku sudah bulat .. Besok pagi aku akan berangkat ke Malay .. Dan aku hanya bisa berharap , aku bisa menemukan hidup yang lebih baik dari sekarang ..’
Kakakku tak merespon perkataanku , sejenak ia menatapku sangat dalam dan ia bergegas keluar dari kamarku tanpa sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya ..
Pagi ini adalah pagi dimana aku akan meninggalkan kehidupanku di sini .. Disaat aku akan pergi , ku tak melihat sosok orang-orang yang ku sayangi termasuk kedua orang tuaku dan juga kakakku ..
Pagi ini aku akan berangkat sendiri ke Malay ,, sesampainya di airport akan ada sahabat mama yang menjemputku .. Orang tuaku akan menyusul sekitar seminggu setelah ku berada di sana ..
Yang terlihat sekarang hanya sosok seorang ‘Siska’ yang mengantarkanku ..
Sedangkan Adam hanya mengirimkan pesan singkat untukku ..
‘Selamat menempuh perjalanan ,, semoga selamat sampai tujuan ..’ Itulah pesan singkat yang Adam kirimkan untukku ..
Aku sangat berharap Tari datang mengantarku .. Jujur , aku merindukannya .. Aku ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir kali .. Melihatnya bersama senyumannya ..
Meskipun aku tau itu hanya harapan kosong , harapan yang sia-sia .. Yang tak mungkin terjadi ..
Drrrrttttt … Drrrtttt ..
Ponselku bergetar ,, ada nomor yang tak ku kenal menelponku .. Tetapi aku tidak mengangkat telpon tersebut , aku malah merejectnya ..
‘Penumpang keberangkatan pesawat boing 73787 penerbangan Pekanbaru – Malaysia , diharapkan segera masuk ke pintu keberangkatan , karena beberapa menit lagi pesawat akan take off .. Terima kasih untuk perhatiannya ..’ Ngasal.com :D
Aku : ‘Sis , aku pergi dulu ya ..’ Akupun memeluk tubuh mungilnya untuk yang terakhir kali ..
Siska : ‘Hati-hati ya Mei .. Semoga selamat sampai tujuan .. Jangan lupain aku ..’
Aku melepaskan pelukanku dari tubuh mungilnya kemudian melambaikan tangan ke arahnya dengan sebuah senyuman kecil dari bibirku yang menandakan sebuah perpisahan ..
Sejenak ingin melangkah pergi , ku lihat dari kejauhan ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang ..
‘Gila , mau cari mati tuh orang.’ Gumamku dalam hati ..
Tak ingin berlama-lama menghabiskan waktu melihat pemandangan yang tak begitu penting bagiku .. Aku bergegas menuju pintu keberangkatan dengan membawa sebuah tas jinjing yang ada di tanganku dan menyerahkan tiket yang berada di tanganku kepada petugas ..
Siska : ‘Barusan aja dia masuk .. Kalian datangnya telat !!’
Tari : ‘What ?? Gimana ini Ric ?’
Rendi : ‘Mana gue tau ..’ Jawab Rendi santai ..
Siska : ‘Dia berharap banget kalian datang .. Tapi , kalian datangnya telat ..’
Tari : ‘Aduhh , gimana dong ..’ Ucap Tari khawatir ..
Sisca : ‘Dulu kalian bagaikan rumput dan angina !! Semua orang yang melihat kalian berdua , pasti tersenyum , ikut merasakan kebahagiaan yang terpancar dari kalian berdua .. Tapi , kamu berubah menjadi badai !! Membuat Amei terbang tinggi meninggalkan semuanya !!’ Ujar Sisca dengan penuh emosi ..
Tari : ‘Kenapa lo jadi ngomel gak jelas gini ?’ Tanya Tari sewot ..
Siska : ‘Asal kamu tau ya , dulu aku sama Amei itu sahabatan !! Tapi , semenjak ada kamu , aku sadar dia lebih senang ketika bersamamu !! Karena aku menyayanginya , aku membiarkannya untuk dekat denganmu tapi aku salah melakukan itu semua .’ Raut wajah Sisca mulai berubah menjadi murung ..
Pipi Tari mulai dibanjiri dengan butiran-butiran kecil yang memaksa keluar dari kedua bola matanya .. Ternyata selama ini Amei begitu mempercayainya .. Tari merasa dirinya telah melakukan kesalahan yang sangat fatal karena telah mempermainkan hati sahabat yang sangat menyayanginya ..
Tari : ‘Andaikan waktu itu aku ,, aku bisa menahan amarah karena sifat Amei , mungkin tak akan seperti ini jadinya ..’ Ucap Tari dalam isak tangisnya ..
Kini sang rumput akan terbang ,, terbang jauh karena angin ..
Di dalam pesawat ..
‘Tunggu aku Tari .. Jika aku kembali ,, aku akan mencarimu dan membiarkan mu bahagia bersama ‘RENDI’ ,, SELAMANYA ..’ Kata Amei dalam hati seraya memandangi fotonya bersama Tari yang sedang berangkulan sambil membentuk hati dengan kedua tangan mereka ..
*THE END*